VIDEO EDUKASI
ARTIKEL EDUKASI (KLIK PADA JUDUL UNTUK MEMBACA)
Dermatitis adalah kondisi peradangan pada kulit yang biasanya ditandai dengan rasa gatal, kulit kering, serta kemerahan. Masalah kulit ini sering kali muncul sebagai hasil dari reaksi alergi.
Selain alergi, penggunaan produk perawatan kulit yang mengandung alkohol atau pewangi, serta paparan sinar matahari berlebihan, juga dapat memicu dermatitis.
Eksim atau dermatitis bukanlah penyakit yang bisa menular. Kondisi ini bisa dialami oleh siapa pun, baik bayi maupun orang tua.
Meskipun dermatitis tidak berbahaya bagi kesehatan, kondisi ini dapat mengganggu kenyamanan dan menghambat aktivitas sehari-hari.
Penyebab dermatitis dapat bervariasi tergantung pada jenisnya. Secara umum, dermatitis dipicu oleh faktor lingkungan, genetik, atau reaksi alergi.
Berikut adalah jenis-jenis dermatitis dan penyebabnya:
Kondisi ini terjadi ketika kulit bersentuhan dengan zat tertentu yang menimbulkan reaksi alergi atau iritasi.
Beberapa zat umum yang memicu dermatitis kontak termasuk sabun, deterjen, bahan kimia, atau logam seperti nikel.
Ketahui informasi lengkap tentang Dermatitis Kontak – Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya berikut ini.
Dermatitis atopik merupakan penyakit kulit kronis yang sering muncul pada masa kanak-kanak dan bisa berlangsung hingga dewasa.
Penyebab pasti dermatitis atopik tidak sepenuhnya dipahami, tetapi faktor genetik dan sistem imun yang terlalu aktif berperan besar.
Mau tahu obat untuk mengatasi dermatitis? Baca di sini: Ini 5 Pilihan Obat untuk Mengatasi Dermatitis pada Kulit
Dermatitis seboroik sering memengaruhi area kulit yang berminyak seperti kulit kepala, wajah, dan dada.
Penyebabnya diduga berkaitan dengan jamur yang tumbuh secara alami di kulit dan produksi minyak yang berlebihan.
Jenis dermatitis ini terjadi akibat sirkulasi darah yang buruk, terutama di kaki, sehingga menyebabkan cairan bocor dari pembuluh darah dan mengiritasi kulit.
Ada juga Dermatitis Numularis – Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya yang perlu kamu ketahui.
Neurodermatitis adalah kondisi kulit kronis yang ditandai dengan rasa gatal pada area tertentu, seperti leher, pergelangan tangan, lengan bawah, kaki, atau area selangkangan.
Penyebab pasti neurodermatitis tidak selalu jelas, akan tetapi faktor seperti kondisi kulit kering atau iritasi dapat memperburuk gejalanya.
Dermatitis herpetiformis adalah kondisi kulit kronis yang sangat gatal dan ditandai dengan munculnya lepuhan kecil.
Kondisi ini disebabkan oleh penumpukan antibodi imunoglobulin A (IgA) pada kulit, yang memicu reaksi imunologis dan menyebabkan terbentuknya lesi.
Beberapa faktor risiko dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami dermatitis, antara lain:
Jika ada anggota keluarga yang memiliki riwayat dermatitis atau alergi lainnya, seperti asma ataupun rhinitis alergi, risiko terkena dermatitis atopik lebih tinggi.
Paparan terhadap iritasi atau alergen seperti bahan kimia, sabun keras, atau kondisi udara kering dapat memicu dermatitis kontak.
Dermatitis atopik lebih sering terjadi pada anak-anak, sementara dermatitis seboroik lebih umum pada bayi dan orang dewasa.
Stasis dermatitis lebih umum pada orang yang memiliki masalah sirkulasi atau penyakit pembuluh darah.
Stres emosional serta perubahan hormon, seperti pada kehamilan atau menopause, dapat memperparah gejala dermatitis pada beberapa orang.
Gejala dermatitis bisa bervariasi tergantung jenis dan tingkat keparahannya. Namun, secara umum gejala-gejala berikut sering muncul:
Kulit kering dan bersisik.
Gatal-gatal intens.
Ruam merah atau meradang.
Lepuh atau luka yang mengeluarkan cairan (pada dermatitis kontak).
Penebalan kulit atau pecah-pecah akibat garukan berulang.
Bercak kasar pada area yang teriritasi.
Pada dermatitis seboroik, kulit mungkin tampak berminyak atau tertutup oleh sisik berwarna putih atau kuning, khususnya di area kulit kepala dan wajah.
Ingat, beda jenis dermatitis maka akan berbeda pula gejalanya. Untuk info lengkap mengenai jenis dermatitis, kamu bisa baca di sini:
Penelitian yang dimuat dalam The Journal of Allergy and Clinical Immunology ini telah menemukan cara pencegahan Atopic Dermatitis (AD) dengan mengevaluasi berbagai intervensi, seperti penggunaan pelembap, suplementasi vitamin, penggunaan probiotik dan prebiotik, hingga menyusui eksklusif dan penghindaran alergen seperti tungau debu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pelembap sejak dini disertai suplementasi nutrisi seperti vitamin D dan omega-3 dapat membantu mencegah AD.
Pencegahan AD juga memerlukan pendekatan holistik yang fokus pada perawatan kulit, dukungan nutrisi, dan keseimbangan mikrobiom.
Untuk mendiagnosis dermatitis, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik terhadap area kulit yang terkena.
Selain itu, dokter juga dapat mengajukan beberapa pertanyaan tentang gejala, riwayat medis, dan paparan terhadap bahan kimia atau zat tertentu.
Jika ada indikasi dermatitis, dokter biasanya akan melakukan tes tempel (patch tes untuk mengidentifikasi alergen spesifik yang menyebabkan reaksi kulit.
Dokter juga akan memperhitungkan riwayat alergi keluarga atau kondisi atopik lain. Selain tes tempel di atas, dokter juga bisa melakukan biopsi kulit untuk memeriksa jenis peradangan kulit.
Agar mendapat diagnosis yang tepat Ini Rekomendasi Dokter Kulit dan Kelamin di Halodoc yang bisa kamu hubungi.
Pengobatan dermatitis bertujuan untuk mengurangi gejala, mengendalikan peradangan, serta mencegah kekambuhan.
Beberapa metode pengobatan yang umum digunakan meliputi:
Krim atau salep kortikosteroid. Obat topikal ini digunakan untuk mengurangi peradangan dan gatal-gatal pada kulit namun sebaiknya penggunaannya harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
Pelembap. Kulit yang kering bisa memperburuk dermatitis, sehingga menjaga kulit tetap lembap sangat penting, terutama pada pengidap dermatitis atopik.
Antihistamin. Obat ini bisa membantu mengurangi rasa gatal yang parah, terutama jika disebabkan oleh reaksi alergi.
Terapi cahaya (Fototerapi). Digunakan untuk mengobati kasus dermatitis atopik yang parah atau ketika pengobatan topikal tidak memberikan hasil yang memuaskan.
Antibiotik. Jika terdapat infeksi sekunder akibat garukan berlebihan, dokter mungkin meresepkan antibiotik untuk mengatasi infeksi tersebut.
Pengobatan antijamur. Pada dermatitis seboroik, pengobatan dengan krim antijamur atau sampo khusus seringkali direkomendasikan.
Selain pengobatan medis, perubahan gaya hidup seperti menghindari stres, mengenakan pakaian berbahan lembut, dan menjaga kebersihan kulit.
Menghindari berbagai pemicu dermatitis juga wajib dilakukan untuk mencegah kekambuhan. ib dilakukan untuk mencegah kekambuhan.
Ada beberapa rekomendasi obat dermatitis yang bisa digunakan untuk meredakan gejala, seperti:
Hydrocortison Cream 2.5% 5 g. Obat adrenokortikal steroid yang bisa digunakan untuk mengobati eksim, inflamasi, kemerahan, serta gatal-gatal. Selain itu, obat ini juga bisa mengobati infeksi kulit seperti dermatitis alergi, dermatitis kontak, dermatitis atopik, pruritus anogenital, dan neurodermatitis.
Benoson 0.1% Cream 5 g. Mengandung betametason untuk meringankan inflamasi dari dermatosis yang responsif terhadap kortikosteroid. Contohnya penyakit kulit seperti eksim dan dermatitis.
Topcort Cream 10 g. Obat dengan kandungan desoximetasone ini bisa membantu mengatasi inflamasi dan pruritik pada dermatitis yang responsif terhadap kortikosteroid.
Cinogenta Cream 10 g. Obat dengan kandungan gentamisin sulfat dan fluosinolon asetonid ini bisa membantu mengatasi inflamasi dan gatal. Kedua gejala tersebut dapat muncul pada kondisi dermatitis atopik, dermatitis seboroik, neurodermatitis lokalisata, dan pruritus anogenital.
Intercon Cream 10 g. Obat ini mengandung mometason furoate untuk meredakan gejala inflamasi dan pruritus pada dermatosis yang responsif terhadap kortikosteroid, contohnya psoriasis dan dermatitis atopik.
Obat-obatan untuk mengatasi dermatitis bisa kamu beli dengan mudah dan praktis melalui Toko Kesehatan Halodoc.
Dermatitis yang tidak diobati atau tidak terkendali dengan baik bisa menyebabkan komplikasi, seperti:
Menggaruk kulit yang terkena dermatitis bisa membuka jalan bakteri untuk menginfeksi kulit.
Gatal-gatal yang intens, terutama pada malam hari, dapat menyebabkan kesulitan tidur.
Pengidap dermatitis jangka panjang dapat mengalami perubahan warna kulit pada area yang terkena, baik menjadi lebih gelap atau lebih terang.
Kulit yang terkena dermatitis dapat menjadi lebih sensitif terhadap iritasi dan cedera, serta membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh.
Meskipun tidak semua jenis dermatitis dapat dicegah, beberapa langkah bisa diambil untuk mengurangi risiko terjadinya atau menghindari kekambuhan:
Jika kulit sensitif terhadap bahan tertentu, seperti sabun, deterjen, atau bahan kimia lainnya, hindarilah penggunaan produk yang mengandung zat-zat tersebut.
Kulit yang kering lebih rentan terhadap iritasi. Oleh karena itu, gunakan pelembap secara teratur, terutama setelah mandi.
Pilih sabun yang bebas dari pewangi dan bahan kimia keras, untuk mencegah iritasi kulit.
Cuaca yang terlalu panas atau terlalu dingin bisa memperburuk kondisi kulit yang sensitif.
Pakaian ketat atau berbahan kasar bisa menyebabkan gesekan dan iritasi pada kulit yang terkena dermatitis.
Menjaga kelembapan udara di rumah agar kulit tidak mudah kering.
Hindari mandi terlalu lama dengan air panas untuk mencegah kekambuhan .
Pencegahan yang tepat dan pengelolaan yang cermat bisa membantu mengurangi gejala dan mencegah dermatitis menjadi lebih parah.
Itulah penjelasan seputar dermatitis yang perlu kamu ketahui.
Sumber : www.halodoc.com
Penyebab eksim (dermatitis atopik) yang belum diketahui secara pasti membuat penyakit kulit ini sulit dicegah. Meski begitu, Anda dapat mencegah kekambuhannya dengan menghindari pantangan eksim.
Pantangan eksim bisa terkait dengan makanan, kebiasaan, serta gaya hidup. Simak selengkapnya berikut ini.
Tanpa disadari, asupan makanan dan kebiasaan yang Anda lakukan sehari-hari bisa saja memperparah gejala eksim.
Eksim yang awalnya hanya menyebabkan gatal lama-kelamaan semakin meradang hingga gejalanya menjadi tak tertahankan.
Hal ini dapat memicu stres dan komplikasi seperti infeksi pada eksim. Salah satu cara andalan untuk mencegah eksim adalah dengan menghindari pantangannya.
Berikut berbagai pantangan bagi penderita eksim.
Dikutip dari National Eczema Association, sekitar 30% penderita eksim (dermatitis atopik) ternyata juga alergi terhadap jenis makanan tertentu.
Alergi makanan memang diketahui berkaitan erat dengan eksim, rinitis alergi, asma, dan depresi.
Belum diketahui seperti apa mekanisme hubungan antara alergi makanan dan eksim. Meski begitu, menghindari jenis makanan tertentu diyakini bisa membantu meredakan gejalanya
Sejumlah makanan yang dapat memicu kekambuhan sehingga menjadi pantangan bagi banyak penderita eksim termasuk:
susu sapi dan produknya (yoghurt, keju, mentega, dan lain-lain),
kedelai dan produknya,
gluten atau gandum,
rempah-rempah seperti vanili, cengkeh, dan kayu manis,
beberapa jenis kacang-kacangan,
beberapa jenis ikan dan kerang,
telur, serta
tomat.
Selain itu, penderita eksim perlu membatasi makanan tinggi gula karena dapat menyebabkan peradangan pada tubuh.
Mandi sebenarnya salah satu cara mudah untuk melembapkan kulit. Namun, mandi terlalu lama, lebih dari 15 menit, justru bisa membuat kulit kering.
Hal ini karena mandi terlalu lama dapat mengikis sebum, yakni minyak alami kulit. Akibatnya, kulit kehilangan minyak alaminya.
Kulit kering adalah salah satu pemicu eksim dan iritasi yang sering dilaporkan. Maka dari itu, mandi terlalu lama menjadi pantangan yang harus dihindari penderita eksim.
Waktu mandi yang ideal menurut para ahli adalah 5 menit. Ini mencakup waktu untuk membasuh tubuh dan memakai sabun saha belum termasuk cuci muka, sikat gigi, dan yang lainnya.
Mandi dengan air hangat memang memberikan ketenangan serta membantu mengurangi gatal pada penderita eksim.
Namun, penting untuk memperhatikan suhu air yang digunakan. Pasalnya, mandi dengan air yang terlalu panas justru dapat memperparah gejala eksim.
Air yang terlalu panas akan membuat kulit menjadi kering. Kulit yang kering adalah pemicu utama dari eksim.
Anda boleh mandi air hangat sesekali untuk meredakan gatal, tapi pastikan suhunya tidak melebihi suhu badan (37º Celsius).
Menggaruk kulit yang bermasalah adalah salah satu pantangan utama bagi penderita eksim.
Kulit yang terus digaruk lama-kelamaan akan menjadi pecah, tampak menebal, dan bahkan berdarah.
Kondisi ini tidak hanya memperparah gejala dan menyebabkan stres pada penderita, tapi juga dapat mengakibatkan infeksi pada eksim.
Guna mencegah hal tersebut, coba alihkan keinginan menggaruk dengan mencubit lembut kulit di sekeliling area munculnya eksim.
Jangan mencubit langsung kulit yang terkena eksim karena dapat menimbulkan nyeri. Anda juga bisa mengompres kulit dengan waslap yang dibasahi air dingin untuk meredakan gatal.
Pantangan bagi penderita eksim yang perlu dihindari selanjutnya adalah produk kebersihan diri seperti sabun mandi dengan kandungan bahan kimia tertentu.
Berbagai bahan kimia tersebut biasanya berperan sebagai zat pewarna, pewangi, atau pengawet.
Ada pula bahan kimia lain seperti alkohol, paraben, dan formaldehida yang dapat mengiritasi kulit serta berpotensi memicu dermatitis kontak.
Bahan kimia di dalam produk tersebut dapat mengikis minyak alami kulit yang seharusnya berfungsi menjaga kulit tetap lembap dan memperparah gejala eksim.
Jika Anda mengidap eksim, sebisa mungkin, pilihlah produk berbahan lembut atau yang terbuat dari bahan alami seperti oatmeal koloid guna memperbaiki lapisan kulit.
Satu lagi cara lain mencegah kambuhnya eksim adalah dengan memperhatikan bahan pakaian yang Anda gunakan.
Banyak penderita eksim mengalami kekambuhan ketika mengenakan pakaian dari wol atau bahan sintetis seperti nilon dan poliester.
Hal ini karena bahan-bahan tersebut membuat kulit cepat panas, berkeringat, dan rentan mengalami iritasi.
Serat benang kasar seperti yang ditemukan pada wol juga kurang cocok bagi orang-orang dengan kulit yang sensitif.
Oleh karena itu, bahan pakaian tersebut menjadi pantangan bagi penderita eksim. Sebaiknya gunakan bahan katun dan rayon.
Keduanya menyerap keringat dengan efektif, menjaga suhu kulit tetap sejuk, dan membuat kulit bisa ‘bernapas’.
Eksim mungkin tidak akan sembuh dengan menghindari pantangan tersebut, tapi setidaknya Anda bisa mencegah munculnya gejala.
Upaya pencegahan sebaiknya juga dibarengi dengan pengobatan untuk eksim. Cobalah berkonsultasi dengan dokter agar Anda memperoleh pengobatan yang tepat.