VIDEO EDUKASI
ARTIKEL EDUKASI (KLIK PADA JUDUL UNTUK MEMBACA)
Pengidap penyakit rematik biasanya memiliki tanda dan gejala berupa bengkak dan radang pada sendi, serta terdapat kekakuan pada sendi yang memburuk pada pagi hari dan setelah lama diistirahatkan.
Selain gejala pada sendi, biasanya pengidap rematik juga memiliki kondisi tubuh yang tidak prima, sering kelelahan, lesu dan lemas, sering mengalami demam yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya, dan mengalami penurunan berat badan.
Pada perjalanan awal, bagian yang biasanya diserang oleh penyakit ini adalah sendi-sendi kecil seperti pada jari-jari tangan maupun jari-jari kaki. Penyakit ini akan berkembang seiring berjalannya waktu.
Hal ini menimbulkan pengaruh terhadap sendi-sendi yang lebih besar seperti pergelangan tangan, pergelangan kaki, bahu, siku, dan pinggul.
Selain itu, pada beberapa kasus, bisa jadi ada gejala pada area selain sendi, seperti pada kulit, mata, paru-paru, jantung, ginjal, sel-sel saraf, sumsum tulang, dan pembuluh darah.
Tanda dan gejala dari penyakit rematik sangat beragam dari tingkat keparahannya dan dapat datang dan pergi.
Seiring berjalannya waktu, rheumatoid arthritis ini menyebabkan deformitas dan pergeseran poses sendi.
Secara umum, tidak ada tes tunggal yang dapat mendiagnosis penyakit rematik.
Dokter mungkin akan mendiskusikan gejala dan melakukan pemeriksaan fisik untuk memeriksa tanda-tanda pembengkakan, kekakuan, atau kemerahan yang terlihat pada persendian.
Jika dokter mencurigai kamu memiliki beberapa jenis penyakit rematik, ia akan melakukan satu atau lebih tes laboratorium untuk membantu menyingkirkan kemungkinan penyebab lain dari gejala.
Beberapa tes yang mungkin dilakukan adalah:
Tes Darah. Untuk membantu mendeteksi penanda peradangan, antibodi yang terkait dengan penyakit tertentu, dan fungsi organ yang abnormal.
Tes Pencitraan. Seperti sinar-X, pemindaian tomografi komputer (CT scan), pemindaian pencitraan resonansi magnetik (MRI), atau ultrasound pada sendi dan tulang. Ini dapat membantu mendeteksi peradangan dan penumpukan cairan dan perubahan tulang atau sendi.
Pengobatan untuk penyakit rematik biasanya berfokuus untuk menurunkan dan menghilangkan peradangan yang terjadi.
Meski begitu, penyakit ini tidak dapat disembuhkan secara total.
Obat-obatan yang dapat diberikan kepada pengidap rematik, antara lain:
Obat anti radang golongan nonsteroid.
Obat anti radang golongan steroid.
Vitamin dan suplemen lainnya.
Selain obat-obatan, perawatan lain mungkin diresepkan untuk penyakit rematik, termasuk:
Latihan khusus.
Terapi fisik.
Terapi panas dan dingin.
Belat dan alat bantu lainnya.
Operasi.
Memiliki penyakit atau kondisi rematik sering menempatkan seseorang pada risiko untuk mengembangkan kondisi kesehatan lainnya.
Peradangan kronis dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya, termasuk:
Diabetes.
Depresi.
Penyakit jantung.
Tekanan darah tinggi.
Kolesterol tinggi.
Penyakit ginjal.
Masalah memori.
Osteopenia.
Osteoporosis.
Tidak ada cara yang diketahui untuk mencegah penyakit rematik tertentu, termasuk ankylosing spondylitis, fibromyalgia, asam urat, radang sendi menular, penyakit Lyme, lupus, radang sendi psoriatik, dan radang sendi rematik.
Namun, dalam beberapa kasus, menghindari atau mengurangi pemicu tertentu dapat membantu mencegah flare.
Untuk lupus, penting untuk menghindari pemicu umum, seperti stres, infeksi, obat-obatan tertentu, atau sinar matahari.
Untuk asam urat, mungkin perlu menghindari diuretik (digunakan dalam mengobati tekanan darah tinggi), minum alkohol, atau mengonsumsi makanan atau minuman tinggi fruktosa (seperti soda) atau terlalu banyak makanan kaya purin (seperti daging merah, otot, kerang atau tuna).
Apa itu Penyakit Rematik?
Penyakit rematik adalah sebutan untuk sekelompok penyakit yang memengaruhi area persendian. Umumnya penyakit rematik terjadi pada sendi, otot, tendon, ligamen, dan tulang di sekitar persendian. Beberapa penyakit rematik yang banyak dialami antara lain asam urat, osteoarthritis, dan rematik autoimun.
Meskipun setiap jenis penyakit rematik memiliki karakteristik dan penyebab yang berbeda, semua kondisi ini memiliki gejala umum seperti nyeri sendi, kekakuan, dan pembengkakan.
Jenis-Jenis Penyakit Rematik
Penyakit rematik dibagi menjadi tiga kelompok besar, yakni rematik jaringan lunak, rematik autoimun, dan rematik non-autoimun. Berikut penjelasannya.
A. Rematik Jaringan Lunak
Rematik jaringan lunak adalah penyakit rematik yang memengaruhi jaringan di sekitar sendi, seperti tendon, ligamen, dan otot. Beberapa contoh rematik jaringan lunak termasuk:
Trigger finger: Kondisi di mana satu atau lebih jari tangan menjadi kaku dalam posisi tertekuk dan terasa nyeri ketika digerakkan.
Plantar fasciitis: Peradangan pada plantar fascia, jaringan tebal di bagian bawah kaki yang menghubungkan tulang tumit ke jari-jari kaki akibat penggunaan atau tekanan berlebih.
Tendinitis: Peradangan pada tendon akibat penggunaan berlebih atau cedera sehingga menyebabkan nyeri dan kekakuan.
Bursitis: Peradangan pada bursa yang menyebabkan nyeri dan pembengkakan.
B. Rematik Autoimun
Rematik autoimun adalah penyakit rematik yang disebabkan karena sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh sendiri.
Rheumatoid arthritis (RA): Penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan kronis pada sendi.
Systemic Lupus Erythematosus (SLE): Penyakit autoimun yang memengaruhi berbagai organ dan jaringan, termasuk sendi.
Sindrom Sjögren: Penyakit autoimun kronis di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang kelenjar eksokrin yang memproduksi air mata dan air liur, mengakibatkan kekeringan pada mata dan mulut.
Ankylosing spondylitis: Penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan kronis pada tulang belakang dan sendi sakroiliaka.
Skleroderma: Penyakit autoimun yang dapat menyebabkan pengerasan dan penebalan kulit serta jaringan ikat di berbagai organ tubuh.
Vaskulitis: Peradangan pembuluh darah yang menyebabkan perubahan pada dinding pembuluh darah, termasuk penebalan, penyempitan, atau kerusakan.
Arthritis yang terkait dengan penyakit radang usus (IBD): Seperti Crohn's disease dan ulcerative colitis, di mana terjadi peradangan yang memengaruhi saluran pencernaan.
C. Rematik Non-Autoimun
Jenis rematik ini tidak disebabkan oleh autoimun, melainkan dengan penyebab yang beragam.
Arthritis gout: Akumulasi kristal asam urat dalam sendi yang menyebabkan peradangan akut.
Osteoarthritis (OA): Penyakit degeneratif sendi yang disebabkan oleh kerusakan pada tulang rawan sendi.
Chondromalacia patellae: Pelunakan dan kerusakan pada tulang rawan di bawah tempurung lutut.
Fibromyalgia: Gangguan kronis yang menyebabkan nyeri luas di otot dan jaringan lunak, serta kelelahan dan gangguan tidur.
Faktor Risiko Penyakit Rematik
Penyebab rematik belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor risiko yang berperan, antara lain:
Genetik.
Obesitas.
Infeksi.
Merokok.
Paparan zat kimia tertentu.
Gejala Penyakit Rematik
Gejala penyakit rematik bervariasi tergantung pada jenisnya, namun secara umum meliputi beberapa gejala berikut:
Nyeri pada sendi.
Kekakuan atau rentang gerak yang terbatas pada sendi yang terdampak, terutama di pagi hari.
Pembengkakan, kemerahan, dan sensasi hangat pada sendi yang terdampak.
Kelelahan dan rasa tidak nyaman pada sendi yang terdampak.
Demam kronis yang tidak bisa dijelaskan sebabnya.
Diagnosis Penyakit Rematik
Diagnosis penyakit rematik dilakukan melalui beberapa langkah, antara lain:
Riwayat medis: Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan dan gejala yang dialami oleh pasien.
Pemeriksaan fisik: Dokter akan memeriksa sendi yang nyeri, bengkak, atau kaku.
Tes laboratorium: Termasuk tes darah untuk mendeteksi peradangan atau antibodi tertentu.
Pencitraan: Rontgen, MRI, atau ultrasonografi untuk melihat kerusakan pada sendi atau jaringan lunak.
Komplikasi Penyakit Rematik
Jika tidak segera ditangani, penyakit rematik dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti:
Kerusakan sendi.
Cacat sendi.
Komplikasi sistemik, termasuk osteoporosis, anemia, dan gangguan kardiovaskular seperti stroke dan serangan jantung.
Pengobatan Penyakit Rematik
Pengobatan penyakit rematik bertujuan untuk mengurangi gejala dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Pengobatan utama penyakit rematik meliputi:
Steroid: Berfungsi menekan sistem imun tubuh agar tak menyerang tubuh secara terus-menerus.
Non-steroidal antiinflamatory drugs (NSAID): Bertujuan mengurangi nyeri dan pembengkakan pada sendi.
Imunosupresan: Bertujuan untuk melemahkan sistem kekebalan tubuh agar berhenti menyerang jaringan sendi yang sehat.
Umumnya dokter juga akan menyarankan pasien untuk menjalani tindakan medis, seperti fisioterapi untuk meningkatkan atau mempertahankan rentang gerak sendi. Apabila obat-obatan dan fisioterapi dinilai tidak efektif dalam mengatasi rematik, operasi mungkin bisa direkomendasikan oleh dokter.
Pencegahan Penyakit Rematik
Untuk mencegah penyakit rematik atau memperlambat perburukannya, beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
Gaya hidup sehat: Mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan menjaga berat badan ideal.
Hindari merokok: Berhenti merokok untuk mengurangi risiko terkena rematik.
Perawatan dini: Mendeteksi dan mengobati gejala rematik sedini mungkin untuk mencegah kerusakan yang lebih parah.
Penyakit rematik memang tidak dapat disembuhkan total, namun dengan pengobatan dan gaya hidup yang tepat, gejala dapat dikendalikan dan kualitas hidup penderita dapat ditingkatkan.
Sumber : www.siloamhospitals.com