VIDEO EDUKASI
ARTIKEL EDUKASI (KLIK PADA JUDUL UNTUK MEMBACA)
Seiring dengan perkembangan era modernisasi, maka semakin banyak pula penyakit yang muncul di masyarakat. Penyakit yang timbul akibat pola hidup manusia serta penularannya melalui bakteri, salah satunya adalah penyakit gastritis. Gastritis yang umum dikenal oleh kalangan masyarakat dengan sebutan maag adalah penyakit yang sering terjadi dijumpai di klinik, penyebab paling sering dari penyakit ini adalah penggunaan Obat Anti Inflamasi Nonsteroid (OAINS), kortikosteroid, pola hidup dengan tingkat stres tinggi, konsumsi alkohol, kopi dan merokok. Namun begitu penyakit ini sering dianggap remeh dan disepelekan oleh penderitanya. Salah satu manifestasi klinis yang terjadi pada pasien gastritis adalah nyeri. Nyeri yang dirasakan adalah nyeri ulu hati atau nyeri epigastrum. Radang pada dinding lambung yang terjadi gangguan, maka mukosa akan rusak dan menimbulkan rasa sakit atau nyeri. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual dan potensial.
Gejala Gastritis
Secara umum tanda dan gejala yang sering terjadi pada pasien yang mengalami nyeri dapat tercermin dari perilaku pasien misalnya suara (menangis, merintih, menghembuskan nafas), ekspresi wajah (meringis, menggigit bibir), pergerakan tubuh (gelisah, otot tegang, mondar-mandir, dan lain-lain). Gastritis sangat mengganggu aktifitas sehari-hari, sehingga dapat mengakibatkan kualitas hidup menurun, dan kurang produktif. Gastritis akan mengakibatkan sekresi asam lambung meningkat dan berakibat lambung luka (ulkus) juga dapat menimbulkan perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas (SCTA) berupa hematemesis (muntah darah), melena, perforasi dan anemia karena gangguan absorbsi vitamin B12 (anemia pernisiosa) bahkan mengalami penipisan dinding lambung sehingga rentan terhadap perforasi lambung dan perdarahan.
Risiko Gastritis
Pengetahuan dan kesadaran mengenai gastritis di kalangan masyarakat masih kurang, dan hal ini akan beresiko untuk meIakukan kebiasaan kebiasaan pemicu gastritis dan akhirnya menderita gastritis. Jika penyakit gastritis dibiarkan terus menerus akan merusak fungsi Iambung dan akan meningkatkan risiko terkenanya kanker lambung hingga menyebabkan kematian. Kasus gastritis yang banyak diderita selain disebabkan oleh gaya hidup dan stres, diakibatkan juga tidak perduIi serta kecenderungan menganggap remeh terhadap penyakit gastritis ini. Sehingga kasus gastritis banyak dialami masyarakat.
Faktor Gastritis
Tingginya angka kejadian gastritis dipengaruhi oleh beberapa faktor secara garis besar penyebab gastritis dibedakan atas zat internal yaitu adanya kondisi yang memicu pengeluaran asam lambung yang berlebihan, dan zat eksternal yang menyebabkan iritasi dan infeksi. Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme perlindungan dalam lambung mulai berkurang sehingga menimbulkan peradangan (inflamasi). Kerusakan ini ini bisa disebabkan oleh gangguan kerja fungsi lambung, gangguan struktur anatomi yang bisa berupa luka atau tumor, jadwal makan yang tidak teratur, konsumsi alkohol atau kopi yang berlebih, gangguan stres, merokok, pemakaian obat penghilang nyeri dalam jangka panjang dan secara terus menerus, stres fisik, infeksi bakteri Helicobacter pylori. Helicobacter pylori merupakan penyebab utama penyakit gastritis. Menurut penelitian, gastritis yang dipicu bakteri ini bisa menjadi gastritis menahun karena Helicobacter pylori dapat hidup dalam waktu yang lama dilambung manusia dan memiliki kemampuan mengubah kondisi lingkungan yang sesuai dengan lingkungannya sehingga Helicobacter pylori akan mengiritasi mukosa lambung serta menimbulkan rasa nyeri di sekitar epigastrium.Â
Penanganan Gastritis
Mengingat besarnya dampak buruk dari penyakit gastritis, maka perlu adanya suatu pencegahan atau penanganan yang serius terhadap bahaya komplikasi gastritis. Upaya untuk meminimalkan bahaya tersebut dapat dilakukan melalui peningkatan kesadaran masyarakat tentang hal- hal yang dapat menyebabkan penyakit gastritis, misalnya makan makanan pedas dan asam, stres, mengkonsumsi alkohol dan kopi berlebihan, merokok, mengkonsumsi obat penghilang nyeri dalam jangka panjang. Meskipun kekambuhan dapat dicegah dengan obat namun dengan mengurangi faktor penyebabnya dapat memperkecil kemungkinan terjadinya kekambuhan. Mengkonsumsi makanan yang kaya serat seperti sayuran dan buah buahan membantu melancarkan kerja pencernaan. Makan dalam jumlah kecil tetapi sering, dan minum air putih untuk membantu menetralkan asam lambung. Dengan upaya tersebut diharapkan prosentase gastritis menurun.
Sumber : keslan.kemkes.go.id
Gastritis adalah peradangan pada dinding lambung yang ditandai dengan nyeri di ulu hati atau lambung. Jika dibiarkan, gastritis bisa berlangsung bertahun-tahun dan menyebabkan komplikasi serius, seperti tukak lambung.
Gastritis terbagi dua, yaitu gastritis akut dan kronis. Gastritis akut terjadi ketika peradangan di lapisan lambung berlangsung secara tiba-tiba. Kondisi ini menyebabkan nyeri ulu hati hebat yang bersifat sementara. Namun, jika tidak ditangani, gastritis akut bisa berlanjut menjadi kronis
Sementara pada gastritis kronis, peradangan di lapisan lambung terjadi secara bertahap. Nyeri akibat gastritis kronis lebih ringan daripada gastritis akut, tetapi terjadi lebih sering dan lebih lama.
Dinding lambung berfungsi menghasilkan enzim pencernaan dan asam lambung, serta memproduksi lendir untuk melindungi lapisan lambung dari kerusakan akibat asam lambung.
Gastritis terjadi ketika dinding lambung mengalami peradangan. Tergantung pada jenisnya, gastritis bisa disebabkan oleh beragam kondisi. Berikut ini adalah penjelasannya:
Gastritis akut
Gastritis akut terjadi ketika dinding lambung mengalami kerusakan atau melemah secara tiba-tiba. Akibatnya, lambung bisa terpapar cairan asam lambung dan mengalami iritasi, sehingga terjadilah radang lambung.
Seseorang dapat terserang gastritis akut bila:
Menggunakan obat-obatan tertentu, seperti obat antiinflamasi nonsteroid dan kortikosteroid
Menderita infeksi bakteri Helicobacter pylori atau infeksi saluran pencernaan akibat virus
Mengalami kecanduan alkohol
Mengalami penyakit Crohn, divertikulitis, atau kanker saluran pencernaan
Mengalami stres berat atau sedang dalam sakit parah
Menderita penyakit autoimun yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang dinding lambung
Menelan zat yang bersifat asam yang dapat merusak dinding lambung, seperti racun serangga
Menggunakan alat bantu pernapasan (ventilator)
Menyalahgunakan NAPZA, terutama kokain
Gastritis kronis
Gastritis kronis terjadi akibat peradangan jangka panjang di dinding lambung yang tidak diobati. Gastritis kronis dapat berdampak pada sebagian atau semua bagian mukus pelindung lambung.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan gastritis kronis meliputi:
Daya tahan tubuh lemah
Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti aspirin dan ibuprofen
Penyakit tertentu, seperti diabetes atau gagal ginjal
Stres berat yang terjadi terus-menerus sehingga memengaruhi sistem kekebalan tubuh
Gastritis lebih sering terjadi pada orang yang melakukan atau mengalami hal-hal berikut:
Kebiasaan merokok
Pola makan tinggi lemak atau garam
Pertambahan usia, karena seiring waktu lapisan mukosa lambung akan mengalami penipisan dan melemah
Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
Konsumsi obat pereda nyeri yang terlalu sering
Penyakit tertentu, seperti penyakit autoimun, HIV/AIDS, dan penyakit Crohn
Operasi besar
Penyakit ginjal atau liver
Gastritis tidak selalu menimbulkan gejala. Namun, penderita gastritis umumnya dapat mengalami beberapa keluhan berikut:
Nyeri yang terasa panas atau perih di bagian ulu hati
Perut kembung
Mual dan muntah
Tidak nafsu makan
Cegukan
Cepat merasa kenyang saat makan
Gangguan pencernaan
Buang air besar dengan tinja berwarna hitam
Kapan harus ke dokter
Periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala gastritis lebih dari 1 minggu, atau bila merasakan nyeri perut yang menimbulkan rasa tidak nyaman.
Perlu diketahui, tidak semua nyeri perut menandakan gastritis, karena banyak penyakit dengan gejala tersebut. Oleh sebab itu, pemeriksaan perlu dilakukan untuk menentukan penyebab nyeri perut.
Segera cari pertolongan medis jika mengalami gejala serius, seperti muntah darah atau BAB berdarah.
Diagnosis gastritis diawali dengan tanya jawab terkait gejala dan riwayat kesehatan pasien, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Selanjutnya, dokter akan menjalankan tes lanjutan untuk memastikan diagnosis, antara lain:
1. Tes untuk infeksi Helicobacter pylori
Tes yang dilakukan adalah tes darah, tes sampel tinja, atau tes urea pada pernapasan (urea breath test). Selain untuk mendeteksi keberadaan bakteri Helicobacter pylori, tes darah juga dapat mendeteksi anemia.
Pemeriksaan sampel tinja juga dapat dilakukan untuk mendeteksi gastritis, terutama gastritis erosif, dengan mendeteksi keberadaan darah di tinja.
2. Gastroskopi
Gastroskopi atau endoskopi lambung bertujuan untuk mendeteksi tanda-tanda peradangan di dalam lambung. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan selang berkamera. Selang ini akan dimasukkan melalui mulut untuk melihat kondisi lambung.
Gastroskopi dapat dikombinasikan dengan biopsi pada area lambung yang diduga mengalami peradangan. Selanjutnya, sampel tersebut akan diteliti di laboratorium.
Biopsi juga bisa dilakukan untuk melihat keberadaan bakteri H. pylori.
3. Foto Rontgen
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat kondisi saluran pencernaan bagian atas. Agar luka di saluran pencernaan, terutama lambung, dapat terlihat, dokter akan meminta pasien untuk menelan cairan barium sebelum foto Rontgen dimulai.
Pengobatan gastritis bertujuan untuk mengatasi penyebab dan meredakan gejala yang terjadi. Beberapa obat yang dapat diresepkan oleh dokter untuk mengatasi gastritis adalah:
1. Antasida
Antasida mampu meredakan nyeri secara cepat dengan cara menetralkan asam lambung. Obat ini juga efektif untuk meredakan gejala lain, terutama pada gastritis akut.
Contoh obat antasida untuk mengatasi gastritis adalah aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida.
2. Obat penghambat pompa proton (PPI)
Obat ini berfungsi untuk menurunkan produksi asam lambung, tetapi dengan mekanisme kerja yang berbeda. Contoh obat penghambat pompa proton adalah omeprazole, lansoprazole, esomeprazole, rabeprazole, dan pantoprazole.
3. Antibiotik
Obat ini digunakan pada gastritis yang disebabkan oleh infeksi bakteri H. pylori. Antibiotik yang diberikan adalah amoxicillin, clarithromycin, atau metronidazole.
4. Obat pelapis lambung
Dokter juga bisa memberikan obat yang dapat meningkatkan aliran darah ke lambung dan produksi lendir pelindung lambung. Contoh obat tersebut adalah rebamipide.
Guna membantu meredakan gejala dan mempercepat proses penyembuhan, pasien disarankan untuk memperbaiki gaya hidup, yaitu dengan:
Menyusun pola dan jadwal makan yang teratur
Makan dengan porsi lebih sedikit tetapi lebih sering
Menghindari makanan berminyak, asam, dan pedas, karena dapat mengiritasi lambung sehingga memperparah gejala
Membatasi minuman berkafein, seperti kopi, dan minuman beralkohol
Mengelola stres dengan baik
Tidak merokok
Jika gejala sering kambuh akibat penggunaan obat pereda nyeri jenis antiinflamasi nonsteroid (OAINS), pasien dianjurkan ke dokter untuk berkonsultasi. Dokter mungkin akan mengganti pengobatan dengan OAINS golongan COX-2 inhibitor yang efek sampingnya pada lambung lebih ringan.
Gastritis yang tidak ditangani dapat menyebabkan sejumlah komplikasi serius, yaitu:
Perdarahan lambung
Lubang di dinding lambung
Kanker lambung
Gastritis dapat dicegah dengan menjaga pola makan dan gaya hidup sehat. Beberapa upaya yang bisa dilakukan adalah:
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum memasak dan makan, untuk mencegah penularan infeksi bakteri pylori
Menghindari makanan pedas, asam, atau berlemak
Mengonsumsi makanan dengan porsi lebih kecil tetapi sering
Tidak berbaring setelah makan, atau tunggu 2–3 jam setelah makan
Mengurangi konsumsi minuman berkafein dan beralkohol
Mengelola stres dengan baik
Menghindari konsumsi obat pereda nyeri secara berlebihan atau tanpa seizin dokter